Liburan kali ini lumayan seru dengan menghabiskan waktu
sekitar dua minggu untuk mendampingi anak-anak sekolah mengikuti kegiatan kamp
di Kampung Inggris Pare, Kediri.
Sebelumnya saya sudah cukup penasaran dengan Kampung Inggris
Pare. Meskipun cukup berat karena harus meninggalkan keluarga selama 2 minggu,
kegiatan ini menjadi sebuah tantangan dan hiburan tersendiri buat saya.
Saya dan beberapa teman berangkat ke Pare di hari Sabtu
malam, 14 Desember 2024 mendahului rombongan siswa yang akan tiba keesokan
harinya di tanggal 15 Desember 2024 untuk melakukan beberapa persiapan kamp. Pengecekan
sarana dan prasarana, termasuk kondisi ruang inap dan gedung penginapan, serta
lingkungan untuk perencanaan kegiatan siswa penting untuk dilakukan sebelum
para peserta ini tiba di lokasi, selain pengondisian ruang dan jadwal kegiatan selama
di Pare tentunya. Oh ya, kami juga perlu melakukan koordinasi dengan coach atau
mentor yang akan mengisi kegiatan pembelajaran.
Kegiatan yang diikuti oleh sekitar 150-an siswa ini
berlangsung hingga tanggal 26 Desember 2024 dan di tanggal 27 Desember pagi,
kami kembali ke Semarang.
Selama dua minggu, kami, tim guru pendamping, dan para peserta
siswa tinggal di dormitory, penyebutan gedung untuk tempat menginap sekaligus
berkegiatan dan belajar selama di Pare, Kediri.
SEKILAS TENTANG KAMPUNG INGGRIS PARE
Menurut Wikipedia, Kampung Inggris Pare meliputi wilayah
Desa Tulungrejo dan Desa Pelem, Kediri. Sementara lokasi dormitory atau penginapan
kami ada di Jl. Pancawarna, Tulungrejo.
Tulungrejo adalah wilayah perkampungan yang cukup padat
dengan banyak lembaga belajar bahasa Inggris. Ada banyak rumah yang digunakan
sebagai homestay atau penginapan bagi para pendatang yang butuh beberapa waktu
tinggal di sini untuk berlibur atau belajar bahasa Inggris.
Banyak usaha rumahan yang berkembang seperti laundry, warung
makan, café, warung kelontong, atau persewaan sepeda. Ada
beberapa tempat wisata lokal yang biasa ditawarkan untuk dikunjungi di sekitar
Kampung Inggris ini, diantaranya Simpang Lima Gumul (SLG), wisata Gunung Kelud, Candi
Tegowangi, dan Wisata Gronjong Wariti.
Lalu aktivitas apa saja yang dilakukan untuk mengisi liburan sekaligus belajar bahasa Inggris di Kampung Inggris, Pare? Yuk, simak terus artikel ini.
AGENDA KEGIATAN KAMP
Di kamp ini, kegiatan belajar bahasa Inggris dibuat lebih padat daripada di sekolah dengan tidak melupakan waktu istirahat dan bermain serta jalan-jalan untuk siswa.
Seluruh peserta kamp harus sudah bangun pukul 04.00 WIB pagi untuk melaksanakan salat Subuh. Setelah salat Subuh, ada kegiatan kultum (kuliah tujuh menit), yaitu semacam ceramah singkat berbahasa Inggris yang disampaikan oleh siswa secara bergantian. Beberapa siswa mengambil tema-tema seperti kebersihan, anti perundungan, bersopan santun, atau tips melatih kepercayaan diri untuk materi kultum mereka.
Berikut ini gambaran kegiatan peserta selama berada di kamp.
Dari jadwal kegiatan tersebut, siswa memiliki kesempatan untuk mengikuti lima kelas bahasa Inggris setiap harinya. Biasanya di hari Sabtu dan Minggu, ada jadwal libur dan jalan-jalan, tetapi dengan adanya pemadatan agenda di kamp kali ini, maka di hari Sabtu dan Minggu, tetap ada kegiatan belajar. Sementara waktu untuk kegiatan liburan dan jalan-jalan diambil di sela-sela kegiatan rutin belajar harian.
KEGIATAN HIBURAN & JALAN-JALAN
Selain belajar, peserta kamp juga mendapatkan waktu untuk berjalan-jalan di sekitar lokasi dormitory. Kegiatan yang bersifat hiburan dan relaksasi ini antara lain:
- Bersepeda mengelilingi Kampung Inggris
Waktu yang asyik untuk bersepeda adalah pagi hari sambil berolahraga dan mencari sarapan. Ada banyak gerai penjual jajanan pagi di sepanjang jalan yang juga menjual salad buah, minuman seperti susu kedelai, berbagai macam jus dan cendol dalam kemasan botol dengan harga yang cukup murah.
- Jajan di Pasar Senja
- Jajan Ketan Susu
Tansu ini disajikan di atas piring kecil dengan berbagai macam topping. Ada banyak pilihan topping atau taburan untuk ketan susu, diantaranya: keju, bubuk kedelai, meses cokelat, kelapa parut, atau bisa juga memilih taburan komplet dengan mencampurkan semua topping. Kamu juga bisa memilih tansu original tanpa topping. Harga tansu ini juga murah, sekitar Rp. 3.000 sampai Rp.8.000 saja tergantung pilihan taburannya.
Warung Tansu ini, selain dijadikan tempat nongkrong dan jajan, juga dijadikan ruang kelas untuk belajar dan berdiskusi tentang bahasa Inggris oleh beberapa kelompok pengunjung. Sama seperti di Pasar Senja, mereka juga melakukan praktik komunikasi dan wawancara dengan menggunakan bahasa Inggris di sini.
- Mengunjungi Museum dan makam Bung Karno di Blitar
Saat berziarah ke makam Bung Karno, kegiatan yang kami lakukan adalah berdoa bersama dan berfoto. Arena yang tidak terlalu luas dengan pengunjung yang banyak saat itu, mengharuskan kami mengantre dengan rombongan pengunjung lain untuk mendapat giliran mendekat ke area pemakaman dan berdoa di sana. Kami tidak mengunjungi museum Bung karno karena mempertimbangkan kapasitas rombongan yang banyak dengan area museum yang tidak luas.
- Mengunjungi Simpang Lima Gumul (SLG)
Simpang Lima Gumul merupakan sebuah monumen yang menjadi ikon Kota Kediri. Menurut penjelasan salah satu mentor, wisata SLG ini memiliki 3 pintu masuk. Pengunjung dapat masuk ke dalam monumen melalui salah satu pintu dengan melewati lorong di bawah tanah, lalu keluar melalui pintu yang berbeda. Begitulah kira-kira gambaran keseruan mengunjungi Simpang Lima Gumul, meskipun bagi masayarakat sekitar, area ini tampak biasa saja sebagai lokasi berolahraga pagi atau jalan-jalan.
- Naik Kereta Odong-Odong
Dari semua hiburan yang ada, sepertinya aktivitas ini deh yang paling seru. Dengan naik kereta odong-odong, kita bisa berkeliling Kampung Inggris, melewati persawahan dan perkampungan, sekaligus mampir ke tempat wisata lokal. Satu kereta odong-odong bisa dinaiki sekitar 40 penumpang.
RUTE 1: Keliling Kampung Inggris - Candi Tegowangi - Wisata Gronjong Wariti, dengan tarif 400rb/kereta.
RUTE 2: Keliling Kampung Inggris - Candi Tegowangi, dengan tarif 350rb/kereta.
RUTE 3: Keliling Kampung Inggris - Pasar Senja, dengan tarif 300rb/kereta.
Setelah tawar menawar harga dan ternyata tidak bisa ditawar, juga dengan mempertimbangkan durasi waktu dan Lokasi yang dikunjungi, akhirnya kami memilih rute yang kedua. Perjalanan berkereta odong-odong ini dimulai sekitar pukul 13.00 dan kembali ke dormitory sekitar pukul 15.00. Kami sempat berhenti di lokasi Candi Tegowangi untuk berfoto dan membeli jajanan.
- Mengunjungi Candi Tegowangi
Candi Tegowangi memiliki bentuk yang berbeda dari candi pada umumnya. Jika bangunan candi biasanya menjulang tinggi ke atas, Candi Tegowangi lebih menyerupai pondasi batu berbentuk persegi panjang. Mungkin bentuk yang sekarang adalah reruntuhan bangunan aslinya. Ada beberapa batu-batu menyerupai arca di sekitar candi utama. Kami diminta untuk membayar uang retribusi sekitar Rp.20.000 – Rp.25.000 ketika memasuki kawasan candi.
BAGAIMANA PROGRES BERBAHASA INGGRIS DI
KAMPUNG INGGRIS, PARE?
Dalam setiap aktivitas yang dilakukan, peserta kamp diwajibkan untuk selalu menggunakan bahasa Inggris dalam berkomunikasi. Ada konsekuensi/sanksi jika peserta melakukan pelanggaran, seperti harus menghapal 15 ungkapan bahasa Inggris atau berpidato singkat dengan menggunakan bahasa Inggris. Sanksi ini memaksa siswa untuk selalu berbahasa Inggris saat berkegiatan di area dormitory.
1. Ada area di mana para peserta ini bisa melakukan komunikasi tanpa berbahasa inggris, yaitu di kamar inap masing-masing.
Dengan menggunakan metode yang santai dan tetap konsisten ini, diharapkan sepulang dari Kampung Inggris, mereka bisa lebih terbiasa menggunakan bahasa inggris terutama di lingkungan sekolah.
Demikian jurnal kegiatan selama malakukan pendampingan di Kampung Inggris, Pare. Terima kasih telah membaca tulisan ini sampai selesai.
Wassalam.
0 Komentar
Terima kasih sudah berkunjung